Rabu, 05 Desember 2007

wastanginu bi al-shobri wa al-sholat

USAHA DAN USHALLI
Oleh : Irfan Afandi
Dunia adalah tempat berusaha. Bagaikan ladang, kehidupan dunia akan memberi keuntungan ketika kita telah berusaha menanam denghan bibit yang baik dan perawatan yang baik pula. Usaha harus selalu dilakukan sebab tidaklah mungkin keberhasilan akan diperoleh tanpa melakukan usaha semaksimal mungkin.Sebagai seorang manusia usaha merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi, sebagai seorang muslim, bukan hanya usaha yang harus dilakukan tetapi juga berdoa kepada Allah SWT merupakan keharusan sebagai ungkapan penyerahan kepada sang pencipta.Dalam prakteknya, ushali adalah salah satu bentuk doa kepada Allah. Berniat untuk shalat bukanlah sembarang berdoa, tetapi merupakan ritual di mana seorang hamba melakukan pengharapan secara lisan melalui bacaan-bacaan shalat, sekaligus secara simbolik berserah diri sepenuh kepada penciptanya. Allah berfirman dalam al-Qur'an ”hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.Seperti halnya seorang pelukis yang mencurahkan daya dan ciptanya untuk menghasilkan satu karya yang estetis. Sepanjang aktifitas melukis, ia harus bersabar mencoret-coret di atas kanvasnya demi sebuah kreatifitas, ia juga bersabar ketika karya itu dipamerkan, menunggu penilaian pemirsa dan mengharap karyanya dapat diterima di masyarakat.Dalam kaitannya dengan kehidupan seorang muslim, makna shalat di sini mempunyai dua makna. Pertama, makna luar yakni shalat yang dilakukan dengan kaidah serta rukun seperti halnya yang dicontohkan oleh nabi Muhammad Saw. Memang, makna ini bersifat simbolik, tetapi harus dilalui oleh seorang muslim sebagai ritual yang tidak harus dipertanyakan apa dan kenapa? Kedua, makna dalam; yakni sebuah pengharapan yang terartikulasikan dalam kekhusukan dalam aktifitas shalat. Dengan pengharapkan yang bersumber dari semangat shalat, seorang muslim tidak akan menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam perbuatan keburukan dan anarkhisme, seperti yang telah difirmankan Allah dalam al-Qur'an "sesungguhnya shalat mencegah keburukan dan kemungkaran".Konsep usaha dan ushalli dengan pemahaman makna dalam dan luar ini, adalah dua kutub yang tak bisa dipisahakan satu dengan lainnya. Keduanya seharusnya bukan hanya dilihat dari sudut ibadah saja, tetapi harus ditekankan pada aspek psikologis diri yang akan selalu berhubungan di antara manusia. Makna ini adalah makna estetis dari ushalli yang sangat berpengaruh pada kepribadian masing-masing orang.Semua orang seharusnya sadar, bahwa kadang mereka mendapatkan musibah atau kemalangan, sebagaimana ia kadang waktu juga mendapat keberuntungan. Tanpa di dasari kekuatan estetik diri manusia, yang sebagai sebuah makna ritual doa dan sebagai makna pengharapan estetis yang paling tinggi, pastilah akan menumbuhkan kekuatan diri manusia. Maka benarlah firman Allah Swt yang menyatakan bahwa beruntunglah orang yang selalu menjaga kekhusyu'an dalam shalatnya. terartikulasikan dalam pemaknaan praktik "usaha dan ushalli", kebanyakan manusia akan terlena dengan keberhasilan atau "berhenti berharap" ketika menjumpai kegagalan.Akhirnya, shalat

Tidak ada komentar: