Rabu, 05 Desember 2007

Tafsir Surat al-Humazah

NERAKA KHUTHOMAH(Irfan Afandi)Al-Qur'an menyebutkan kata khuthomah dalam Qs. al-Humazah; 4. Allah berfirman "sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Khuthamah". Menurut Ibnu Katsir, dalam kitab tafsirnya, khuthomah merupakan salah satu nama dari sifat neraka yang mampu menghancurkan badan. Khuthomah berasal dari kata khathama yang bermakna memecah dan atau menghancurkan. Dalam kaidah bahasa Arab, khuthomah merupakan kata yang bermakna penyangatan yakni; (sesuatu/peristiwa) yang benar-benar mampu memecah-belah dan menghancurkan.Dalam Qs. al-Humazah 1-3, khuthomah berhubungan dengan tiga perbuatan yakni humazah atau pengumpat dan lumazah atau pencela dan para pengumpul harta yang sombong. Menurut al-Rabi' ibn Anas, makna humazah adalah mencela secara langsung berhadap-hadapan sedangkan lumazah adalah mencela di belakangnya. Imam Mujahid berpendapat al-humzah itu dengan isyarat tangan atau mata sedangkan lumazah dengan lisan. Sedangkan menurut Ibn Abbas humazah dan lumazah adalah pencemaran nama baik dan membicarakan aib orang lainHubungan antara khutomah dan humazah/lumazah dan pengumpul harta yang sombong merupakan hubungan timbal balik. Kedua perbuatan tersebut menjerumuskan manusia ke dalam neraka khutomah, kelak di akhirat. Sebenarnya, kalau saja manusia mengerjakan dua perbutan tersebut di dunia, mereka juga akan merasakan neraka khuthomah dunia. Wujud neraka khuthomah di dunia adalah peristiwa atau saat-saat di mana manusia terpecah belah. Umpatan dan juga celaan tentunya akan membuat manusia dalam perpecahan.Dalam Qs. al-Humazah ayat 6-7; "(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.". Dengan adanya perbuatan humazah/lumazah Api permusuhan, api kebencian api fitnah, api kedengkian akan terus menerus dinyalakan. Umpatan-umpatan, dari antar umat beragama menimbulkan konflik beragama, celaan-celaan dari tetangga menumbuhkan saling mencurigai, umapatan-umpatan dari istri atau suami memunculkan ketidak harmonisan dalam berumah tangga. Begitu juga sifat dari pengumpul-pengumpul harta yang menumpuk harta kekayaan tanpa mau berinfaq, memicu terbakarnya neraka khuthomah dunia yakni api kesenjangan ekonomi, api kecemburuan sosial, api peningkatan angka kriminalitas, api pengangguran dan api kesejahteraan penduduk yang tidak merata. Kemudian dua ayat terakhir menunjukkan secara jelas bagaimana gambaran manusia, "sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang". Dengan adanya lumazah, humazah dan penumpuk-penumpuk harta yang sombong, komunitas sebuah masyarakat terasa berada dalam oven yang panas, sedangkan penduduknya tidak bisa berlari, hanya bisa menjerit, meronta dan menangis karena di ikat di tiang-tiang yang kuat; yang berwujud api permusuhan.Oleh sebab itulah, dalam kehidupan bermasyarakat hendaknya masing-masing individu dapat hidup berdampingan dan menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan tersebut. Umpatan, celaan dan juga sombong karena harta, hanya membawa api perpecahan dan api kesenjangan di dalam masyarakat. Maka sebenarnya, yang membuat hidup ini terasa indah, damai dan menyenangkan hanyalah kita sendiri yang dapat mewujudkannya. Wallahu'alam

2 komentar:

puisi cinta&persahabatan.blogspot mengatakan...

assalammu'alaikum pak ustadz!
bagus banget sih backgroundnya ada batiknya.Gimana cara buatnya?.Makasih ya kak , dengan tafsir-tafsir bacaan Al-Qur'an-nya saya jadi lebih dekat pada Allah.
Wassalam.....

fachrurozie21 mengatakan...

minta izin utk dicopy, nice article.......syukron katsiron